Khasiat air zam-zam sebagai obat herbal. Zamzam dalam bahasa Arab
berarti banyak, melimpah-ruah. Air zamzam dianggap sebagai air suci dan
berkhasiat sebagai obat herbal oleh umat Islam.
Selama ini kita mengenal sumur Zamzam dari buku-buku agama. Namun sebenarnya
ada sisi ilmiah saintifiknya juga. Cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang
air adalah hydrogeologi.
Zamzam merupakan sumur mata air yang terletak di kawasan Masjidil
Haram, sebelah tenggara Kabah, berkedalaman 42 meter. Menurut riwayat, mata air
tersebut ditemukan pertama kali oleh Siti Hajar
setelah berlari-lari bolak-balik antara bukit Safa dengan bukit
Marwah, atas petunjuk Malaikat Jibril, tatkala Ismail, putera Siti
Hajar, mengalami kehausan di tengah padang
pasir, sedangkan persediaan air tidak ada.
Sumur Zam-zam yang sekarang ini kita lihat adalah sumur yang digali oleh
Abdul Muthalib kakeknya Nabi Muhammad. Sehingga saat ini, dari “ilmu
persumuran” maka sumur Zam-zam termasuk kategori sumur gali (Dug Water Well).
Dimensi dan Profil Sumur Zam-zam
Sumur ini memiliki kedalaman sekitar 30.5 meter. Hingga kedalaman 13.5 meter
teratas menembus lapisan alluvium Wadi Ibrahim. Lapisan ini merupakan lapisan
pasir yang sangat berpori. Lapisan ini berisi batupasir hasil transportasi dari
lain tempat. Mungkin saja dahulu ada lembah yang dialiri sungai yang saat ini
sudah kering. Atau dapat pula merupakan dataran rendah hasil runtuhan atau
penumpukan hasil pelapukan batuan yang lebih tinggi topografinya. Dibawah
lapisan alluvial Wadi Ibrahim ini terdapat setengah meter (0.5 m) lapisan yang
sangat lulus air (permeable). Lapisan yang sangat lulus air inilah yang
merupakan tempat utama keluarnya air-air di sumur Zam-zam. Kedalaman 17 meter
kebawah selanjutnya, sumur ini menembus lapisan batuan keras yang berupa batuan
beku Diorit. Batuan beku jenis ini (Diorit) memang agak jarang dijumpai di
Indonesia atau di Jawa, tetapi sangat banyak dijumpai di Jazirah Arab. Pada
bagian atas batuan ini dijumpai rekahan-rekahan yang juga memiliki kandungan
air. Dulu ada yang menduga retakan ini menuju laut Merah. Tetapi tidak ada
(barangkali saja saya belum menemukan) laporan geologi yang menunjukkan hal
itu.
Dari uji pemompaan sumur ini mampu mengalirkan air sebesar 11 – 18.5
liter/detik, hingga permenit dapat mencapai 660 liter/menit atau 40 000 liter
per jam. Celah-celah atau rekahan ini salah satu yang mengeluarkan air cukup
banyak. Ada celah (rekahan) yang memanjang kearah hajar Aswad dengan panjang 75
cm denga ketinggian 30 cm, juga beberapa celah kecil kearah Shaffa dan Marwa.
Keterangan geometris lainnya, celah sumur dibawah tempat Thawaf 1.56 m,
kedalaman total dari bibir sumur 30 m, kedalaman air dari bibir sumur = 4 m,
kedalaman mata air 13 m, Dari mata air sampai dasar sumur 17 m, dan diameter
sumur berkisar antara 1.46 hingga 2.66 meter.
Air hujan sebagai sumber berkah
Kota Makkah terletak di lembah, menurut SGS (Saudi Geological Survey) luas
cekungan yang mensuplai sebagai daerah tangkapan ini seluas 60 Km2 saja,
tentunya tidak terlampau luas sebagai sebuah cekungan penadah hujan. Sumber air
Sumur Zam-zam terutama dari air hujan yang turun di daerah sekitar Makkah.
Sumur ini secara hydrologi hanyalah sumur biasa sehingga sangat memerlukan
perawatan. Perawatan sumur ini termasuk menjaga kualitas higienis air dan
lingkungan sumur serta menjaga pasokan air supaya mampu memenuhi kebutuhan para
jamaah haji di Makkah. Pembukaan lahan untuk pemukiman di seputar Makkah sangat
ditata rapi untuk menghindari berkurangnya kapasitas sumur ini.
Lokasi sumur Zamzam yang terletak ditengah lembah yang memanjang. Masjidil
haram berada di bagian tengah diantara perbukitan-perbukitan disekitarnya. Luas
area tangkapan yang hanya 60 Km persegi ini tentunya cukup kecil untuk
menangkap air hujan yang sangat langka terjadi di Makkah, sehingga memerlukan
pengawasan dan pemeliharaan yang sangat khusus.
Sumur Zamzam ini, sekali lagi dalam pandangan (ilmiah) hidrogeologi ,
hanyalah seperti sumur gali biasa. Tidak terlalu istimewa dibanding sumur-sumur
gali lainnya. Namun karena sumur ini bermakna religi, maka perlu dijaga. Banyak
yang menaruh harapan pada air sumur ini karena sumur ini dipercaya membawa
berkah. Ada yang menyatakan sumur ini juga bisa kering kalau tidak dijaga.
Bahkan kalau kita tahu kisahnya sumur ini diketemukan kembali oleh Abdul
Muthalib (kakeknya Nabi Muhammad SAW) setelah hilang terkubur 4000 tahun (?).
Dahulu diatas sumur ini terdapat sebuah bangunan dengan luas 8.3 m x 10.7 m
= 88.8 m2. Antara tahun 1381-1388 H bangunan ini ditiadakan untuk memperluas tempat
thawaf. Sehingga tempat untuk meminum air zamzam dipindahkan ke ruang bawah
tanah. Dibawah tanah ini disediakan tempat minum air zam-zam dengan sejumlah
350 kran air (220 kran untuk laki-laki dan 130 kran untuk perempuan), ruang
masuk laki perempuan-pun dipisahkan.
Saat ini bangunan diatas sumur Zam-Zam yang terlihat gambar diatas itu sudah
tidak ada lagi, bahkan tempat masuk ke ruang bawah tanah inipun sudah ditutup.
Sehingga ruang untuk melakukan ibadah Thawaf menjadi lebih luas. Tetapi kalau
anda jeli pas Thawaf masih dapat kita lihat ada tanda dimana sumur itu berada.
Sumur itu terletak kira-kira 20 meter sebelah timur dari Ka’bah.
Perkembangan perawatan sumur Zamzam.
Dahulu kala, zamzam diambil dengan gayung atau timba, namun kemudian
dibangunlah pompa air pada tahun 1373 H/1953 M. Pompa ini menyalurkan air dari
sumur ke bak penampungan air, dan diantaranya juga ke kran-kran yang ada di
sekitar sumur zamzam.
Uji pompa (pumping test) telah dilakukan pada sumur ini, pada pemompaan 8000
liters/detik selama lebih dari 24 jam memperlihatkan permukaan air sumur dari
3.23 meters dibawah permukaan menjadi 12.72 meters dan kemudian hingga 13.39
meters. Setelah itu pemompaan dihentikan permukaan air ini kembali ke 3.9
meters dibawah permukaan sumur hanya dalam waktu 11 minut setelah pompa
dihentikan. Sehingga dipercaya dengan mudah bahwa akifer yang mensuplai air ini
berasal dari beberapa celah (rekahan) pada perbukitan disekitar Makkah.
Banyak hal yang sudah dikerjakan pemerintah Saudi untuk memelihara Sumur ini
antara lain dengan membentuk badan khusus pada tahun 1415 H (1994). dan saat
ini telah membangun saluran untuk menyalurkan air Zam-zam ke tangki penampungan
yang berkapasitas 15.000 m3, bersambung dengan tangki lain di bagian atas
Masjidil Haram guna melayani para pejalan kaki dan musafir. Selain itu air
Zam-zam juga diangkut ke tempat-tempat lain menggunakan truk tangki diantaranya
ke Masjidil Nabawi di Madinah Al-Munawarrah.
Saat ini sumur ini dilengkapi juga dengan pompa listrik yang tertanam
dibawah (electric submersible pump). Kita hanya dapat melihat foto-fotonya saja
seperti diatas. Disebelah kanan ini adalah drum hidrograf, alat perekaman
perekaman ketinggian muka air sumur Zamzam (Old style drum hydrograph used for
recording levels in the Zamzam Well).
Air zamzam yang berlimpah merupakan mukjizat yang tidak bisa diingkari.
Sejak masa Nabi Ibrahim AS hingga kini, mata air tersebut tidak pernah kering.
Bagaimana sejarah air yang penuh keberkahan ini?
Sejarah Air Zam-zam
Imam Bukhori meriwayatkan: "Nabi Ibrahim a'laihisalam membawa istri dan
putranya Ismail yang masih menyusui ke Makkah kemudian singgah di bawah sebuah
pohon tempat sumur zamzam sekarang ini. Kala itu tidak seorang pun yang tinggal
di Makkah, tidak pula terdapat mata air.”
Sebagai bekal, Nabi Ibrahim meninggalkan wadah berisikan kurma dan satu lagi berisikan air. Nabi Ibrahim beranjak pergi meninggalkan istri dan putranya di tempat itu. Istrinya kemudian mengikuti seraya berkata: "Wahai Ibrahim ke mana engkau pergi? Apakah engkau akan meninggalkan kami di tempat yang tidak berpenghuni ini dan tak ada sesuatu pun?"
Berulang-ulang Siti Hajar memanggil Nabi Ibrahim dengan kata-kata tersebut. Nabi Ibrahim tidak menoleh. Istrinya lalu bertanya: "Apakah Allah yang memerintahkanmu melakukan hal ini?" "Ya," jawab Nabi Ibrahim. Mendengar jawaban itu, Siti Hajar berkata, "Kalau begitu Allah tidak akan menyia-nyiakan kami." Ia kemudian kembali bersama putranya Ismail.
Nabi Ibrahim terus berjalan. Sampai di tempat yang bernama Tsaniah, ia menghadap ke arah Ka'bah (sekarang ini, dulu belum dibangun) kemudian berdoa seraya menengadahkan kedua tangannya dan memanjatkan doa.
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat." (QS: Ibrahim 37).
Siti Hajar menyusui Nabi Ismail dan minum air yang ditinggalkan Nabi Ibrahim. Air itu habis, ia dan putranya merasa sangat haus dan dahaga. Nabi Ismail terus menangis. Tidak tega melihat putranya seperti itu, Siti Hajar pergi ke bukit Sofa.
Di bukit itu ia berdiri menghadap lembah, berharap melihat orang di sana. Ia kemudian turun dari bukit Sofa. Sampai di lembah, ia mengangkat ujung bajunya, kemudian berlari-lari seperti orang yang kelelahan sehingga sampai di bukit Marwa. Ia lalu melihat ke arah sekelilingnya, tapi tak seorang pun terlihat. Hal itu ia lakukan sampai 7 kali.
Ibnu Abbas berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Itulah (asal mula) sa'i yang dilakukan sekarang antara Sofa dan Marwa. Ketika Siti Hajar kembali ke bukit Marwa, terdengarlah suara tanpa rupa, Siti Hajar berkata : "Berikanlah pertolongan kepadaku jika Engkau mempunyai kebaikan."
Tiba-tiba, ia melihat Malaikat Jibril berada di tempat sumur zamzam (sekarang ini). Dalam Hadis Sayyidina Ali ra yang diriwayatkan Imam Tobari dengan Sanad Hasan: "Malaikat Jibril memanggilnya, siapakah engkau?" Ia menjawab, "Aku adalah Hajar ibu Ismail."
"Kepada siapa engkau berdua dipasrahkan?" "Kepada Allah." Malaikat Jibril kemudian berkata: "Engkau berdua telah dipasrahkan pada Yang Maha Mencukupi."
Malaikat Jibril lalu mencari-mencari (menggali) dengan tumitnya dalam riwayat dengan sayapnya sehingga tampaklah air. Dalam riwayat Bukhori disebutkan, terpancarlah air. Siti Hajar tercengang melihat pancaran air itu, lalu membuatnya seperti telaga.
Malaikat Jibril berkata: "Biarkanlah sesungguhnya air itu rowaaun (banyak dan mengenyangkan). Siti Hajar kemudian minum dari air itu, susunya menjadi mengalir banyak. Malaikat Jibril berkata kepadanya: "Jangan takut akan terlantar, sesungguhnya di sinilah rumah Allah akan dibangun oleh anak ini dan ayahnya, sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba yang dekat dengan-Nya."
Sekelompok orang-orang Jurhum dari Bani Qohton kemudian lewat. Mereka datang melewati jalan Kada' (nama tempat) lalu singgah di lembah Makkah bagian bawah. Mereka melihat burung-burung terbang berputar-putar tidak meninggalkan tempat itu.
Mereka berkata: "Sungguh burung-burung itu berputar-putar di atas air, padahal kita tahu di lembah ini sebelumnya tidak terdapat air." Mereka lalu mengutus seorang melihat ke tempat tersebut. Benar, di sana terdapat air. Mereka lalu datang ke tempat air itu dan melihat Siti Hajar berada di situ. Mereka berkata: "Apakah engkau mengizinkan kami tinggal di tempat ini?"
Siti Hajar menjawab: "Ya, tetapi kalian tidak berhak atas mata air ini (kecuali untuk kalian minum dan kebutuhan kalian saja). "Baiklah." Lembah Makkah yang asalnya tidak terdapat air tidak berpenghuni sehingga Allah menampakkan air zamzam. Setelah itu, kabilah Jurhum yang berasal dari Yaman ikut tinggal di lembah tersebut sehingga semakin lama semakin bertambah ramai.
Dari segi keutamaannya, sebagian ulama telah mengumpulkan berbagai fadilah dan keutamaan zamzam. Antara lain adalah air surga (maa'ul-jannah). Artinya, air yang penuh berkah dan manfaat, seperti air surga.
Nikmat Allah, yakni salah satu nikmat Allah bagi para jamaah haji yang langsung bisa merasakan nikmatnya air di tengah-tengah padang pasir. Penuh berkah karena Rasulullah SAW senang meminumnya dan tangannya yang penuh berkah pernah dicelupkan ke sumur zamzam. Air ini juga mengenyangkan serta menghilangkan dahaga.
Dapat juga digunakan sebagai air penyembuh penyakit, baik penyakit jiwa atau batin maupun penyakit jasmani. Rasulullah SAW menyebutnya, "mengobati penyakit." Banyak kisah dan riwayat tentang hal ini sebagai bukti kebenaran hadits tersebut.
Sebagai bekal, Nabi Ibrahim meninggalkan wadah berisikan kurma dan satu lagi berisikan air. Nabi Ibrahim beranjak pergi meninggalkan istri dan putranya di tempat itu. Istrinya kemudian mengikuti seraya berkata: "Wahai Ibrahim ke mana engkau pergi? Apakah engkau akan meninggalkan kami di tempat yang tidak berpenghuni ini dan tak ada sesuatu pun?"
Berulang-ulang Siti Hajar memanggil Nabi Ibrahim dengan kata-kata tersebut. Nabi Ibrahim tidak menoleh. Istrinya lalu bertanya: "Apakah Allah yang memerintahkanmu melakukan hal ini?" "Ya," jawab Nabi Ibrahim. Mendengar jawaban itu, Siti Hajar berkata, "Kalau begitu Allah tidak akan menyia-nyiakan kami." Ia kemudian kembali bersama putranya Ismail.
Nabi Ibrahim terus berjalan. Sampai di tempat yang bernama Tsaniah, ia menghadap ke arah Ka'bah (sekarang ini, dulu belum dibangun) kemudian berdoa seraya menengadahkan kedua tangannya dan memanjatkan doa.
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat." (QS: Ibrahim 37).
Siti Hajar menyusui Nabi Ismail dan minum air yang ditinggalkan Nabi Ibrahim. Air itu habis, ia dan putranya merasa sangat haus dan dahaga. Nabi Ismail terus menangis. Tidak tega melihat putranya seperti itu, Siti Hajar pergi ke bukit Sofa.
Di bukit itu ia berdiri menghadap lembah, berharap melihat orang di sana. Ia kemudian turun dari bukit Sofa. Sampai di lembah, ia mengangkat ujung bajunya, kemudian berlari-lari seperti orang yang kelelahan sehingga sampai di bukit Marwa. Ia lalu melihat ke arah sekelilingnya, tapi tak seorang pun terlihat. Hal itu ia lakukan sampai 7 kali.
Ibnu Abbas berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Itulah (asal mula) sa'i yang dilakukan sekarang antara Sofa dan Marwa. Ketika Siti Hajar kembali ke bukit Marwa, terdengarlah suara tanpa rupa, Siti Hajar berkata : "Berikanlah pertolongan kepadaku jika Engkau mempunyai kebaikan."
Tiba-tiba, ia melihat Malaikat Jibril berada di tempat sumur zamzam (sekarang ini). Dalam Hadis Sayyidina Ali ra yang diriwayatkan Imam Tobari dengan Sanad Hasan: "Malaikat Jibril memanggilnya, siapakah engkau?" Ia menjawab, "Aku adalah Hajar ibu Ismail."
"Kepada siapa engkau berdua dipasrahkan?" "Kepada Allah." Malaikat Jibril kemudian berkata: "Engkau berdua telah dipasrahkan pada Yang Maha Mencukupi."
Malaikat Jibril lalu mencari-mencari (menggali) dengan tumitnya dalam riwayat dengan sayapnya sehingga tampaklah air. Dalam riwayat Bukhori disebutkan, terpancarlah air. Siti Hajar tercengang melihat pancaran air itu, lalu membuatnya seperti telaga.
Malaikat Jibril berkata: "Biarkanlah sesungguhnya air itu rowaaun (banyak dan mengenyangkan). Siti Hajar kemudian minum dari air itu, susunya menjadi mengalir banyak. Malaikat Jibril berkata kepadanya: "Jangan takut akan terlantar, sesungguhnya di sinilah rumah Allah akan dibangun oleh anak ini dan ayahnya, sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba yang dekat dengan-Nya."
Sekelompok orang-orang Jurhum dari Bani Qohton kemudian lewat. Mereka datang melewati jalan Kada' (nama tempat) lalu singgah di lembah Makkah bagian bawah. Mereka melihat burung-burung terbang berputar-putar tidak meninggalkan tempat itu.
Mereka berkata: "Sungguh burung-burung itu berputar-putar di atas air, padahal kita tahu di lembah ini sebelumnya tidak terdapat air." Mereka lalu mengutus seorang melihat ke tempat tersebut. Benar, di sana terdapat air. Mereka lalu datang ke tempat air itu dan melihat Siti Hajar berada di situ. Mereka berkata: "Apakah engkau mengizinkan kami tinggal di tempat ini?"
Siti Hajar menjawab: "Ya, tetapi kalian tidak berhak atas mata air ini (kecuali untuk kalian minum dan kebutuhan kalian saja). "Baiklah." Lembah Makkah yang asalnya tidak terdapat air tidak berpenghuni sehingga Allah menampakkan air zamzam. Setelah itu, kabilah Jurhum yang berasal dari Yaman ikut tinggal di lembah tersebut sehingga semakin lama semakin bertambah ramai.
Dari segi keutamaannya, sebagian ulama telah mengumpulkan berbagai fadilah dan keutamaan zamzam. Antara lain adalah air surga (maa'ul-jannah). Artinya, air yang penuh berkah dan manfaat, seperti air surga.
Nikmat Allah, yakni salah satu nikmat Allah bagi para jamaah haji yang langsung bisa merasakan nikmatnya air di tengah-tengah padang pasir. Penuh berkah karena Rasulullah SAW senang meminumnya dan tangannya yang penuh berkah pernah dicelupkan ke sumur zamzam. Air ini juga mengenyangkan serta menghilangkan dahaga.
Dapat juga digunakan sebagai air penyembuh penyakit, baik penyakit jiwa atau batin maupun penyakit jasmani. Rasulullah SAW menyebutnya, "mengobati penyakit." Banyak kisah dan riwayat tentang hal ini sebagai bukti kebenaran hadits tersebut.
Tak banyak yang tahu bagaimana caranya sumur zam-zam bisa mengeluarkan
puluhan juta liter pada satu musim haji, tanpa pernah kering satu kali pun.
Seorang peneliti pernah diperintahkan raja Faisal menyelidiki sumur zam-zam
untuk menjawab tuduhan kotor seorang doktor dari Mesir.
Berapa Juta Liter air zamzam?
Berapa banyak air zam-zam yang di “kuras” setiap musim haji? Mari kita hitung secara sederhana. Jamaah haji yang berdatangan dari seluruh penjuru dunia pada setiap musim haji dewasa ini berjumlah sekitar dua juta orang. Semua jemaah diberi 5 liter air zam-zam ketika pulang nanti ke tanah airnya. Kalau 2 juta orang membawa pulang masing-masing 5 liter zam-zam ke negaranya, itu saja sudah 10 juta liter. Disamping itu selama di Mekah, kalau saja jamaah rata-rata tinggal 25 hari, dan setiap orang menghabiskan 1 liter sehari, maka totalnya sudah 50 juta liter !!.
Berapa banyak air zam-zam yang di “kuras” setiap musim haji? Mari kita hitung secara sederhana. Jamaah haji yang berdatangan dari seluruh penjuru dunia pada setiap musim haji dewasa ini berjumlah sekitar dua juta orang. Semua jemaah diberi 5 liter air zam-zam ketika pulang nanti ke tanah airnya. Kalau 2 juta orang membawa pulang masing-masing 5 liter zam-zam ke negaranya, itu saja sudah 10 juta liter. Disamping itu selama di Mekah, kalau saja jamaah rata-rata tinggal 25 hari, dan setiap orang menghabiskan 1 liter sehari, maka totalnya sudah 50 juta liter !!.
Keanehan air Zamzam
Pada tahun 1971, seorang doktor dari negeri Mesir mengatakan kepada Press
Eropah bahwa air Zamzam itu tidak sehat untuk diminum. Asumsinya didasarkan
bahwa kota Mekah itu ada di bawah garis permukaan laut. Air Zamzam itu berasal
dari air sisa buangan penduduk kota Mekah yang meresap, kemudian mengendap
terbawa bersama-sama air hujan dan keluar dari sumur Zamzam. Masya Allah.
Berita ini sampai ke telinga Raja Faisal yang kemudian memerintahkan Mentri
Pertanian dan Sumber Air untuk menyelidiki masalah ini, dan mengirimkan sampel
air Zamzam ke Laboratorium-laboratorium di Eropah untuk ditest.
Tariq Hussain, insinyur kimia yang bekerja di Instalasi Pemurnian Air Laut
untuk diminum, di Kota Jedah, mendapat tugas menyelidikinya. Pada saat memulai
tugasnya, Tariq belum punya gambaran, bagaimana sumur Zamzam bisa menyimpan air
yang begitu banyak seperti tak ada batasnya.
Ketika sampai di dalam sumur, Tariq amat tercengang ketika menyaksikan bahwa
ukuran “kolam” sumur itu hanya 18 x 14 feet saja (Kira-kira 5 x 4 meter). Tak
terbayang, bagaimana caranya sumur sekecil ini bisa mengeluarkan jutaan galon
air setiap musim hajinya. Dan itu berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu,
sejak zaman Nabi Ibrahim AS.
Penelitian menunjukkan, mata air zamzam bisa memancarkan air sebanyak 11-18
liter air per detik. Dengan demikian, setiap menit akan dihasilkan 660 liter
air. Itulah yang mencengangkan.
Tariq mulai mengukur kedalaman air sumur. Dia minta asistennya masuk ke
dalam air. Ternyata air sumur itu hanya mencapai sedikit di atas bahu
pembantunya yang tinggi tubuhnya 5 feet 8 inci. Lalu dia menyuruh asistennya
untuk memeriksa, apakah mungkin ada cerukan atau saluran pipa di dalamnya.
Setelah berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, ternyata tak ditemukan
apapun!.
Dia berpikir, mungkin saja air sumur ini disuppli dari luar melalui saluran
pompa berkekuatan besar. Bila seperti itu kejadian nya, maka dia bisa melihat
turun-naiknya permukaan air secara tiba-tiba. Tetapi dugaan inipun tak
terbukti. Tak ditemukan gerakan air yang mencurigakan, juga tak ditemukan ada
alat yang bisa mendatangkan air dalam jumlah besar.
Selanjutnya Dia minta asistennya masuk lagi ke dalam sumur. Lalu menyuruh
berdiri, dan diam ditempat sambil mengamati sekelilingnya. Perhatikan dengan
sangat cermat, dan laporkan apa yang terjadi, sekecil apapun. Setelah melakukan
proses ini dengan cermat, asistennya tiba-tiba mengacungkan kedua tangannya
sambil berteriak: “Alhamdulillah, Saya temukan dia! Pasir halus menari-nari di
bawah telapak kakiku. Dan air itu keluar dari dasar sumur”.
Lalu asistennya diminta berputar mengelilingi sumur ketika tiba saat
pemompaan air (untuk dialirkan ke tempat pendistribusian air) berlangsung. Dia
merasakan bahwa air yang keluar dari dasar sumur sama besarnya seperti sebelum
periode pemompaan. Dan aliran air yang keluar, besarnya sama di setiap titik,
di semua area. Ini menyebabkan permukaan sumur itu relatif stabil, tak ada
guncangan yang besar
Mengandung zat Anti Kuman
Hasil penelitian sampel air di Eropah dan Saudi Arabia menunjukkan bahwa Zamzam mengandung zat fluorida yang punya daya efektif membunuh kuman, layaknya seperti sudah mengandung obat. Lalu perbedaan air Zamzam dibandingkan dengan air sumur lain di kota Mekah dan Arab sekitarnya adalah dalam hal kuantitas kalsium dan garam magnesium.
Hasil penelitian sampel air di Eropah dan Saudi Arabia menunjukkan bahwa Zamzam mengandung zat fluorida yang punya daya efektif membunuh kuman, layaknya seperti sudah mengandung obat. Lalu perbedaan air Zamzam dibandingkan dengan air sumur lain di kota Mekah dan Arab sekitarnya adalah dalam hal kuantitas kalsium dan garam magnesium.
Kandungan kedua mineral itu sedikit lebih banyak pada air zamzam. Itu
mungkin sebabnya air zamzam membuat efek menyegarkan bagi jamaah yang
kelelahan.
Keistimewaan lain, komposisi dan rasa kandungan garamnya selalu stabil,
selalu sama dari sejak terbentuknya sumur ini. “Rasanya” selalu terjaga, diakui
oleh semua jemaah haji dan umrah yang selalu datang tiap tahun.
Bisa Sebagai obat herbal untuk Menyembuhkan Penyakit
Nabi saw menjelaskan: ”Sesungguhnya, Zamzam ini air yang sangat diberkahi, ia adalah makanan yang mengandung gizi”. Nabi saw menambahkan: “Air zamzam bermanfaat untuk apa saja yang diniatkan ketika meminumnya. Jika engkau minum dengan maksud agar sembuh dari penyakitmu, maka Allah menyembuhkannya. Jika engkau minum dengan maksud supaya merasa kenyang, maka Allah mengenyangkan engkau. Jika engkau meminumnya agar hilang rasa hausmu, maka Allah akan menghilangkan dahagamu itu. Ia adalah air tekanan tumit Jibril, minuman dari Allah untuk Ismail”. (HR Daruqutni, Ahmad, Ibnu Majah, dari Ibnu Abbas).
Nabi saw menjelaskan: ”Sesungguhnya, Zamzam ini air yang sangat diberkahi, ia adalah makanan yang mengandung gizi”. Nabi saw menambahkan: “Air zamzam bermanfaat untuk apa saja yang diniatkan ketika meminumnya. Jika engkau minum dengan maksud agar sembuh dari penyakitmu, maka Allah menyembuhkannya. Jika engkau minum dengan maksud supaya merasa kenyang, maka Allah mengenyangkan engkau. Jika engkau meminumnya agar hilang rasa hausmu, maka Allah akan menghilangkan dahagamu itu. Ia adalah air tekanan tumit Jibril, minuman dari Allah untuk Ismail”. (HR Daruqutni, Ahmad, Ibnu Majah, dari Ibnu Abbas).
Rasulullah saw pernah mengambil air zamzam dalam sebuah kendi dan tempat air
dari kulit, kemudian membawanya kembali ke Madinah. Air zamzam itu digunakan
Rasulullah saw untuk memerciki orang sakit dan kemudian disuruh meminumnya.
Dalam penelitian ilmiah yang dilakukan di laboratorium Eropa, terbukti bahwa
zamzam memang lain. Kandungan airnya berbeda dengan sumur-sumur yang ada di
sekitar Makah.
1.
Kadar Kalsium dan garam Magnesiumnya lebih tinggi
dibanding sumur lainnya, berkhasiat untuk menghilangkan rasa haus dan efek
penyembuhan.
2.
Zamzam juga mengandung zat fluorida yang berkhasiat
memusnahkan kuman-kuman yang terdapat dalam kandungan airnya.
3.
Yang juga menakjubkan adalah, tak ada sedikit pun lumut
di sumur ini. Zamzam selalu bebas dari kontaminasi kuman.
4.
Anehnya lagi, pada saat semua sumur air di sekitar
Mekah dalam keadaan kering, sumur zamzam tetap berair. Dan zamzam memang tak
pernah kering sepanjang zaman.
Beberapa ulama fikih merekomendasikan agar jamaah haji membawa zamzam ketika
pulang ke negaranya sebab zamzam itu bisa sebagai obat untuk suatu penyembuhan.
Dan ini terbukti, banyak jamaah dari Indonesia maupun negara lain yang pernah
merasakan keajaiban air zamzam.
Molekul Air Apakah Ini?
Di sebuah hotel di kota Kualalumpur, Malaysia, Dr. Masaru Emoto dari
Universitas Yokohama, Jepang, memaparkan hasil risetnya mengenai air yang
ditulisnya dalam buku “The True Power of Water.” Sejumlah
slide kristal molekul air dari berbagai sumber, seperti air dari mata air,
sungai, laut, telaga dsb. ditayangkan pada kesempatan itu.
Beberapa molekul air yang ditelitinya berbentuk tak teratur, kecuali molekul
air zam-zam. Susunan molekul air zam-zam berstruktur sangat indah, teratur,
cantik bak berlian yang berkilauan, dan memancarkan lebih dari 12 warna jika
dibekukan. Rangkaian bentuk heksagonal-nya sangat indah, cemerlang berkilau dan
penuh warna ketika dibacakan ayat yang mulia. Ada satu kristal air yang nampak
paling indah dan cantik, berbentuk seperti bunga atau cakra, bagaikan bertahta
berlian mutu manikam, berkilau-kilau memancarkan belasan warna. “Molekul air
apakah ini?” Tanya Masaru Emoto. Suasana mendadak senyap, hadirin nampak
terpana dan tak tahu persis kristal molekul apa gerangan. Namun tiba-tiba
seorang dosen dari Universitas Malaysia mengacungkkan tangan, “mungkin itu
adalah molekul air Zamzam.” Katanya.Dr. Masaru Emoto balik bertanya, “mengapa
Anda berpendapat bahwa itu adalah molekul air Zamzam?”Kata dosen itu, “Sebab
air Zamzam adalah air yang paling mulia di dunia ini, jadi wajar kalau ia
memiliki molekul berupa berlian yang berpendar indah.”Ternyata dugaan dosen itu
benar. Itu memang air Zamzam. Penelitian Dr. Masaru Emoto telah menunjukkan
bahwa air Zamzam memiliki molekul air paling cantik dan indah di antara air
lainnya.
“Sebaik-baik air di muka Bumi adalah air Zamzam, di dalamnya ada makanan yang mengenyangkan dan obat yang menyembuhkan penyakit.” (Thabrani dan Ibnu Hibban). Maha suci Allah Ta’ala dengan segala ciptaannya.
Semoga kita semakin mensyukuri nikmat Allah dengan diperlihatkan kepada kita mukjizat di balik ciptaanNya. Termasuk madu, kurma, hubbatussauda, air zam-zam juga berkhasiat untuk obat herbal. yang kajiannya telah disampaikan di edisi sebelumnya
+ komentar + 1 komentar
terima kasih banyak, artikelnya sangat bermanfaat..jadi tambah yakin zamzam sebagai penyembuh
Posting Komentar
tunjukkan komentar anda di sini