Amalan Pasca Ramadhan dan Idul Fitri 2012. Ramadhan telah lewat tapi apakah kita telah mendapatkan kemenangan dan keberkahannya. Marilah kita mengkaji kondisi kita setelah berlalunya bulan suci
Ramadhan di kajian ini, dan marilah kita memohon kepada Nya agar bulan itu menjadi bulan yang
bermanfaat bagi kita. tentunya dengan mengamalkan beberapa amalan pasca ramadhan dan idul fitri 2012 ini.
Apa yang
telah kita dapatkan selama berada dalam bulan suci Ramadhan??
Ramadhan yang penuh barokah telah berlalu, ia pergi bersama hari-harinya
yang indah dan malam-malamnya yang semerbak. Kita telah berpisah dengan bulan
Al-qur’an, bulan penuh ketaqwaan, bulan pengasah kesabaran, bulan jihad, bulan
kasih sayang, bulan ampunan dan bulan keselamatan dari api neraka. Dan sudah
sepatutnya jika perkara-perkara diatas itu harus diperhatikan, bukan hanya pada
bulan Ramadhan saja. Karena setiap hari, setiap saat kita bisa mendapatkan
kasih sayang Allah dan Ampunannya. Setiap saat, ketakwaan tetap bisa didapatkan
dan berakhlaq dengan Al-qur’an. Akan tetapi pada bulan Ramadhan pahala menjadi
berlipat ganda, kebaikan pun bertambah, dan ketaatan pun berkembang.
“dan
Tuhanmulah yang menciptakan apapun yang Ia kehendaki dan memilihnya” (QS. Al-qoshosh :67)
Nah, apakah kita telah menyempurnakan ketaqwaan kita, dan kita berhasil
belajar di bulan Ramadhan serta mendapat predikat sebagai orang yang bertakwa??
Apakah kita telah berhasil mendidik jiwa kita segala macam bentuk
jihad?? Apakah kita telah berhasil menundukkan jiwa-jiwa kita, syahwat-syahwat
kita dan memperoleh kemenangan? Ataukah justru sebaiknya kita telah dikalahkan
oleh kebiasaan kita, atau taqlid yang buruk?? Dan apakah kita
bersungguh-sungguh dalam beramal karena ingin mendapatkan rahmat dan ampunan
dari Allah serta selamat dari api neraka??
Apakah...apakah..dan apakah??Begitu banyak pertanyaan, begitu sarat pemikiran, mengetuk setiap hati
seorang muslim yang tulus. Jiwanya bertanya dan menjawabnya dengan jujur dan
jelas.
Lalu,
Apakah yang telah kita dapatkan selama bulan Ramadhan??
Ramadhan adalah sebuah sarana belajar imaniyyah, ia adalah pemberhentian
spiritual untuk menyongsong kembali tahun yang tersisa, dan mempertajam kembali
cita-cita di usia yang masih tersisa.
Barangsiapa yang peka terhadap pelajaran yang ada, memperhatikan, dan
mampu mengambil faedahnya, pasti bisa merubah dirinya dan merubah kehidupanmu,
lalu siapa yang tidak melakukannya pada bulan Ramadhan??
Padahal bulan Ramadhan adalah sarana yang tepat untuk perubahan, didalam
bulan tersebut seharusnya kita bisa merubah tindak tanduk kita, perilaku kita,
adat istiadat dan moral kita yang bertentangan dengan syariat Allah azza wa
jalla.
“Allah tidaklah merubah suatu kaum
sehingga mereka mampu merubah diri mereka sendiri” (QS.
Ar-ra’d: 11)
Janganlah menjadi seperti orang
merusak hasil rajutannya sendiri!!!
Jika kalian termasuk orang yang bisa mengambil faedah selama bulan
Ramadhan, sehingga mencapai predikat orang-orang yang bertakwa maka puasa
kalian bagus, dan Shalat kalian benar-benar terjaga, dan kalian telah
bersungguh-sungguh dalam memelihara jiwa kalian dibulan Ramadhan ini. Untuk itu
bersukurlah Allah dengan memujinya, dan mohon agar tetap seperti itu hingga
ajal menjemput.
Hati-hatilah dengan yang namanya “merusak kembali rajutan yang telah
jadi”. Tidakkah kalian tahu jika seorang wanita itu merajut (menenun) benang
sehingga menjadi gamis ataupun baju, hingga kemudian ia menjadi takjub setiap
kali melihatnya. Lalu tiba-tiba dia memotong sebagian benangnya, dan merusak
rajutannya tersebut sedikit demi sedikit tanpa sebab.
Lalu
apa pendapat orang terhadap orang yang begitu??
Demikianlah keadaan orang kembali kepada kemaksiatan, dosa dan pergaulan
yang tidak sehat. Mereka tidak lagi mempedulikan ketaatan kepada Allah, mereka
tidak lagi beramal yang sholeh setelah Ramadhan berlalu. Setelah merasakan
kenikmatan taat, dan lezatnya mendekatkan diri kepada Allah ia terjerumus
kembali kedalam lumpur dosa dalam lembah kemaksiatan. Maka amatlah buruk mereka
yang hanya mengenal Allah ketika bulan Ramadhan saja.
Saudaraku yang tercinta, yang demikian itu tidak asing lagi bagi
kebanyakan manusia, dibawah ini sebagian contoh kecil dari sekian banyak contoh
yang ada:
1.
Kita
melihat kebanyakan manusia sudah melalaikan kembali pentingnya shalat berjamaah
meskipun baru hari pertama setelah hari raya, padahal sebelumnya mereka
memadati masjid-masjid untuk shalat tarawih yang jelas-jelas shalat itu
hukumnya sunnah. Sementara untuk shalat lima waktu yang wajib dan bahkan orang yang
meninggalkannya dihukumi kafir masih jarang sekali peminatnya.
2.
Merayakan
berlalunya bulan Ramadhan (ied) dengan musik-musik dan film, berdandan dan
berhias, campur baur antar laki-laki dan perempuan bersama-sama pergi ke
tempat-tempat hiburan dan taman, penyelewengan dan seterusnya..
3.
Sebagian
yang lain mereka pergi keluar negeri dengan tujuan untuk bermaksiat kepada
Allah. Sendiri ataupun beramai-ramai, mereka berbondong-bondong menyerbu
konter-konter pelayanan untuk membeli tiket ke negara-negara kafir, yang bejat
dan rusak dan sebagainya. Apakah ini yang dinamakan mensyukuri nikmat??
Beginikah caranya mengakhiri
bulan yang mulia ini dan mensyukuri berlalunya puasa dan shalat tarawih??
Apakah begini ciri-cirinya orang yang ibadahnya di bulan Ramadhan itu
diterima?? Justru sebaliknya, hal itu justru menjerumuskan dalam ingkar nikmat
serta tidak mensyukurinya.
Begitulah kiranya, jika ibadah mereka dibulan Ramadhan tidak diterima
oleh Allah azza wa jalla, semoga Allah menghindarkan kita dari hal itu. karena
jika mereka adalah seorang yang berpuasa dengan sebenar-benarnya puasa, mereka
bergembira dengan datangnya hari raya idul fitri, mereka menuji dan bersyukur
kepada Allah atas paripurnanya puasa. Disamping itu juga mereka sedih dan
menangis karena takut jikalau puasa mereka tidak diterima. Sebagaimana yang
dulu pernah dilakukan oleh ulama’ salaf, mereka menangisi bulan Ramadhan selama
enam bulan setelahnya, dan memohon supaya amalannya diterima.
Dan termasuk tanda jika amalan selama bulan puasa itu diterima adalah
perubahan yang terlihat, yaitu menjadi lebih baik dari sebelum-sebelumnya.
Serta semakin bersemangat dalam ketaatan kepada Allah azza wa jalla.
Sebagaimana ayat Allah:
“
ketika Tuhan kalian menyerukan, jika kalian bersyukur tentu aku akan
menambahkannya dengan lebih banyak” (QS. Ibrohim :7)
Yaitu tambahan kebaikan dalam kepekaan dan mentalitas. Yang berarti juga
bertambah keimanan dan amal solehnya. Karena jika seorang hamba itu bersyukur
kepada Tuhannya tentu ia akan bertambah semangat dalam melaksanakan kebaikan
dan ketaatan. Dan berusaha sekuat mungkin dalam meninggalkan kemaksiatan.
Karena syukur adalah meninggalkan maksiat, begitulah ulama’ salaf bersikap.
Beribadahlah
kepada Allah hingga ajal menjemput !!
Sebagai seorang hamba, sudah semestinya senantiasa taat kepada Allah
azza wa jalla, tenang diatas aturan-aturannya dan lurus menapaki agama-Nya.
Tidak berjalan kesana kemari tanpa arah tujuan, tidak beribadah kepada Allah di
salah satu bulan namun tidak di bulan yang lainnya, beribadah di suatu tempat
namun tidak lagi di tempat yang lain, beribadah ketika bersama dengan
orang-orang namun tidak ketika bersama dengan orang-orang yang lainnya.
Tidakk!! Seribu kali tidak!
Karena sesungguhnya Tuhan Bulan Ramadhan juga sama dengan bulan-bulan
yang lainnya. Dia adalah Tuhannya hari, Tuhan di segala waktu dan tempat. Maka
dari itu beristiqomahlah (tetap beribadah) kepada Allah hingga ajal menjemput
kita sedangkan Dia ridho akan hal itu. Allah ta’ala berfirman:
[
“Istiqomahlah,
sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang orang yang taubat bersamamu” (QS. hud :112)
“Maka
Istiqomahlah kepadaNya dan mohonlah ampun kepadaNya” (QS. Fushilat: 6)
Rasulullah –sallalllahu ‘alaihi wasallam- juga bersabda:
“katakanlah, aku beriman kepada Allah kemudian
Istiqomahlah” (HR. Imam
Muslim)
Jika memang puasa wajib telah usai, bukankah masih ada puasa-puasa yang
sunnah?? Semisal puasa enam hari bulan Syawal, puasa Senin Kamis, puasa
Ayyaamul Bidh, puasa ‘Asyura’, puasa ‘Arofah dan sebagainya.
Jika shalat tarawih telah selesai, bukankah masih ada shalat malam yang
sangat lainnya?
“ dan ketika malam
hari, waktu tidur mereka sangatlah sebentar” (QS. Adz-Dzariyaat: 17)
Dan
jika tidak ada lagi zakat fitrah, bukankah masih banyak pintu lain?. Disetiap
bulan selalu terbuka pintu-pintu sodaqoh, mendekatkan diri kepada Allah, jihad
dan banyak lagi yang lainnya.
Sedangkan
membaca Al-Qur’an dan mendalaminya tidak khusus pada bulan Ramadhan saja,
bahkan setiap saat dianjurkan.
Begitulah
seharusnya…beramal soleh itu bisa kapan saja, setiap saat, setiap waktu, maka
bersungguh-sungguh untuk meraihnya wahai saudaraku. Dan janganlah kau pupuk
kemalasan dan kelemahan kalian. Meskipun kalian enggan melakukan ibadah-ibadah
sunnah, akan tetapi tidak boleh meninggalkan ibadah-ibadah wajib dan
meremehkannya selamanya. Seperti shalat lima waktu pada waktunya dengan
berjamaah dan lainnya.
Namun
jangan pula terjerumus dalam keharaman, baik itu perkataan yang haram, makanan
dan minuman haram, melihat sesuatu yang diharamkan dan mendengarkan hal-hal
yang diharamkan.
Maka Allahlah naungan istiqomah kalian di dalam agama setiap
saat. Malaikat maut yang akan datang kepada kalian tidak pernah diketahui kapan
waktunya. Berhati-hatilah, jangan sampai kita menghadap-Nya sedangkan kita
dalam keadaan bermaksiat.
Wahai
dzat yang membolak-balikan hati, tetapkanlah hati-hati kami dijalan agamamu
Hari Raya Idul Fitri
Ada beberapa hal
yang disyariatkan ketika hari raya idul fitri, diantaranya adalah:
1.
Zakat Fitrah sebelum Shalat ied, berupa 1 Sho’ gandum,
kurma, kismis, beras dan makanan pokok lainnya, baik itu tua ataupun muda,
laki-laki, perempuan, budak ataupun orang yang bebas asalkan mereka muslim.
2. Makan beberapa korma atau satu korma sebelum berangkat ke
tempat shalat ied
3. Shalat berjamaah, menyimak Khotbah, dan para wanitapun ikut
menyaksikannya.
4. Jika memungkinkan hendaknya berjalan kaki saja ketika menuju
kelapangan sambil mengucap kalimat takbir, “Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha
illallahu, Allahu akbar, Allahu akbar wa lillahil hamdu” untuk laki-laki
hendaknya dikeraskan suaranya.
5. Mandi dan memakai wangi-wangian buat yang laki-laki, memakai
pakaian yang paling bagus namun tidak berlebih-lebihan dan tidak isbal
(memakai pakaian yang menjulur hingga dibawah mata kaki), dan
tidak berhias diri dengan mencukur jenggot karena itu adalah haram hukumnya,
adapun bagi perempuan maka hendaknya tidak mempercantik diri yang berlebihan(
tabarrujj), tidak memakai wangi-wangian ketika hendak pergi ke tempat shalat,
karena sangatlah tidak pantas jika ketaatan kepada Allah harus dibarengi dengan
maksiat kepada Allah yaitu bertabarruj, memakai wangi-wangian dihadapan para
lelaki.
6. Silaturrahmi, berkunjung kerumah kerabat, menjernihkan hati
dan membersihkannya kebencian, hasad, dan ketidaksukaan dan semacamnya
7. Menyantuni fakir miskin dan anak anak yatim, bantulah mereka,
sisihkan sebagian kebahagiaan yang kita miliki untuk mereka
8. Boleh mengucapkan kalimat selamat hari raya dengan ucapan “taqobballahu
minna wa minka” sebagai mana ulama’ ulama’ terdahulu
9. Jika telah usai hari raya maka segeralah penuhi tanggungan
puasa yang sempat absen dibulan puasa, atau segera lah berpuasa syawal bagi
yang tidak punya hutang puasa Ramadhan karena puasa Ramadhan yang dilanjutkan
dengan puasa enam hari di bulan Syawal seperti berpuasa setahun penuh.
Marilah,
kita kembali bersungguh-sungguh didalam mengamalkan kebaikan. Jadikan hari raya
ini terisi oleh perasaan takut dan berharap. Takut kalau saja amalan kita tidak
diterima, dan berharap semoga amalan kita diterima oleh Allah azza wa jalla.
Jadikanlah hari raya sebagai momentum untuk menyerahkan semuanya kepada Allah
azza wa jalla. Karena ada diantara kita yang beruntung namun ada pula yang
tidak.
Wuhaib
bin Ar-rod melewati suatu kaum yang bermain dan bersenang-senang dihari raya,
maka beliau berkata kepada mereka: “sungguh mengherankan, jika memang ibadah
kalian telah diterima oleh Allah azza wa jalla apakah begini ungkapan
orang-orang yang bersyukur?? apalagi jika memang ibadah kalian tidak diterima
oleh Allah azza wa jalla, apakah begini ungkapan orang-orang yang ketakutan??”.
Lalu
bagaimana dengan zaman kita saat ini yang segan lagi mengamalkan seuatu hal
yang sia-sia dan menyimpang, bahkan menantang Allah dengan bermaksiat dihari
raya..??
Semoga Allah menerima segala ibadahku dan ibadah kalian,
puasa, shalat dan seluruh amalan. Dan menjadikan hari raya ini, hari raya yang
penuh kebahagiaan, dan masih memberikan kesempatan lagi untuk berjumpa dengan
Ramadhan dibanyak kesempatan, dan kita telah menjadi sosok yang lebih baik dari
sebelumnya, keadaan kita telah bertambah baik, pemimpin kita telah mulia, dan
kembali ke jalan Allah dengan sebenar-benarnya.. dan Pasca Ramadhan dan Idul Fitri 2012 kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik
Amin
ya Allah..
Posting Komentar
tunjukkan komentar anda di sini